Minggu, 13 Februari 2011

Kami Bertemu Tuhan

          Copyright @empd_elf
Gelandangan pagi menghabiskan fajar. Nafas korban dioksida menjadi sarapan rutinnya. Dengan mata setengah redup, dilihatnya hiruk pikuk dunia kembali dimulai. Mesin kembali meraung. Menindih acuh urat leher sang bilal, hingga tak terdengar lagi kalimat "Assholatu khoirun minan naum.." di gendang telinga dekilnya.

          "Net.. bangun ! orang-orang udah pada berangkat kerja tuh, ntar kesiangan lagi, deh." paksa dara kecil berponi lurus membangukan sang kakak. Dengan wajah cemasnya, genap sudah atribut kota Jakarta pagi ini.
          
          "Net.. Junet !!" bersusah paya pula Dewi mencoba, namun tetap saja. Didorongnya tubuh Junet ke samping, ke depan, tetap saja.
  
          Kali ini dikitiknya pinggang Junet. Sebab gadis berusia tujuh tahun ini sudah lebih mengerti kelemahan sang kakak dalam hal membangunkan setiap tidur lelapnya dan hampir setiap pagi pula, kebiasaan ini terjadi.

          "Net! iih susah amat, sih! katanya mau nengokin kuburan Emak. Bangun, dong! kita cari duit buat beli kembang," pekik Dewi sedikit kesal.

***

0 komentar:

Posting Komentar