Rabu, 23 November 2011

Curahan : Wed, 23 Nov 11 - 00.00 am

Sutra malam sutra lembayung
Langit kembara dibungkus mendung
Nyanyi pemuda di malam gerimis
Basah nyinyirkan pusaka lelah seharian
Hujan merayap masuk lewat aransemen senyap yang disiplin
Dupa hati dinyalakan . . .

Ada cerita seperti biasanya
Tentang sepi panjang
Makna dunia lajang
(Guntur bernyanyi di langit)
Fenomena tetaplah sama
Tentang penelusuran romansa
Mencari kehdan saja tak ada usainya
Aku sudah terlalu tua untuk bermain – main dengan syahwat
Sebab dunia telah menuntutku untuk jauh berpikir akan masa depan

Matahari sore tadi cukup menyinggung perasaan
Apakah selamanya aku harus tetap menadi nestapa ?
Ah . . itu hanya pemikiran manusia labil saja
Padahal Tuhan sudah lebih menyayangiku
Apa lagi yang kurang ?
Kendati aku dilahirkan sebagai pemuda sederhana
Haruslah kuhargai pemberian Tuhan dengan zikir sinambung

Kurasakan puisiku tengah menyusun nyawanya
Dan hendak mencari cinta – cinta siapa saja yang hendak menerimaku apa adanya
Ada kalanya manusia bodoh sepertiku harus bermimpi bidadari di syurga
Ada masanya pula kau mesti mendambakan perempuan jalang di jalanan
Semuanya sekedar tokoh pewayangan maya saja . . . 

0 komentar:

Posting Komentar