Senin, 21 November 2011

Curahan Thu, 17 Feb 11 - 00.05 am

Jakarta berpuisi
Langit kamar menangis
Berisi ratapan hampa setengah mati
Realisasi yang aku punya sekedar menghidupi hari – hari biasanya
Selanjutnya tetap terombang – ambing.

Sekedar diam di kabin hayal
Nirwana saja yang setia bawakan mawar
Tidak selain itu
Alenia romansa harus vakum sejenak dicekal kenyataan yang tidak selaras
Tetang seorang aku yang pernah mencintai dan dicintai
Kini harus luluh terhempas pawana mawar di mayapada baru
Maka terkaparlah !

Atas nama kesejatian cinta
Aku haruslah sanggup untuk mempertagar diri
Lantaran kini aku tak lagi miliki cinta seorang pun
Sehingga kerinduan ini hanya layak bagi kumpulan sejarah yang kupunya
Bukan untuk setitik warna.

Sejatiku, biruku
Tidak lagi kini auranya mampu menggugah kerinduan
Kecuali mati berkalang sesal yang baka
Letih kuimlakan sendiri tanpa kata – kata
Sebab biru yang dulunya harapan kini haruslah menjadi kenangan
Lalu harus kemana lagi langkah menuju

Tak mengerti
Sampai dimana harus memulai dan berhenti
Kecuali berharap agar sunyi ini terobati

0 komentar:

Posting Komentar