Senin, 21 November 2011

Curahan

Atas nama siapapun yang menyimpan cintanya untukku
Sedikit kutitipkan rona rasa yang tiada terpendar
Meski mayapada sudah tak sekarib dulu
Tapi cinta tetaplah bayi suci tanpa dosa
Entah bagaimana kini . . ? ?

Kata – kata bernafas dari sini
Sudah tiada mampu menghidupi dunia di wahana hati dara ini
Tak mengerti apa yang dikehendaki saat ini
Aku hanyalah manusia biasa.

Seiring bulan separuh bagai hati yang rapuh
Waktu kian seok menuntun langkahku
Namun tak sedikitpun ada jawaban putih dari paruhan jiwaku
Hendak berputus mimpi tidaklah laki – laki
Sedang aku tetaplah manusia cengeng

Saat air mata sudah bukan lagi jawaban
Saat itulah gejolak bathin badaikan kerinduan
Bahwa kehidupanku sudah cukup meletihkan
Tapi tidak untuk cinta baginya

Jujur saja
Hati ini berbelah rebak dan renta
Terbagi silang rasa saling silih
Maka aku, harus kehilangan jawaban atau mempermalukan diri
Tentang penyesalan tak guna
Mimpi tak sampai
Cinta tak sehati
Aku terus di perbudak cinta
Yang kutahu, ini hanya karma . . benarkah ? ?

Kepastian apa yang harus kutemukan
Sedang kepastian hanyalah milik manusia yang dicinta kasihnya
Sedang aku Cuma seorang hamba seni bodoh tiada arti
Hanya malam yang menyemangatiku
Sebab biru telah mengubur jauh kenangan
Ungu telah pergi tanpa kata
Putihpun sirna ditelan peradaban lama
Maka hitam sudah duniaku kini, maka . . hitamlah . . ! !

Purnama terus saja melancurkan cahyanya menerawang sejarah perlahan
Lalu aku mati dilindas roda memori – memori
Tinggal jingga yang tak kuresapi
Hanya merah muda yang sekedar menemani
Dan putihku hanyalah angin kembara di tepian

Adinda – adinda yang tak semestinya ada
Entah kenapa penghabisan mesti begini
Dituntut untuk lebih dari sebelumnya bahkan yang tak kubisa
Sungguh dina sudah lakonku sekarang
Naluriku dibutakan realita
Seniman muda mampu digagas peradaban
Aku membusuk pada tengah malam.

Langkah sakti apa lagi ?
Fenomena semakin kejam
Dunia kian berpengaruh terhadap giur estetika
Dan wanitaku dibius olehnya, materi adalah jawaban . . . ( Anjiing ! )

Tapi aku cukup senang
Senang jadi aku
Bukan sebab apapun
Melainkan lontaran unsur anginku sebagai navigator
Meski aku sederhana
Cukup berperan untuk mengkomposisikan batin agar lebih berwarna
Masih ada biru, ungu, putih, jingga, merah
Dan merah muda dilangit Arsy . .

0 komentar:

Posting Komentar